Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPPSDM KP memiliki area di wilayah/gugusan Kepulauan Seribu, tepatnya di Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Area ini bernama pulau Kongsi, yang terletak di koordinat 5°51'22"S 106°35'59"E. Kepemilikan lahan di pulau dengan luas 1,63 ha ini dikuasai/dimiliki bersama KKP dan Pemda DKI (Dinas Pariwisata).
Dari sisi bahasa, Kongsi (Hanzi: 公司, hanyu pinyin: gongsi) adalah istilah bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Hokkian yang mempunyai dua makna dalam bahasa Indonesia: kerja sama atau menjalin hubungan antara 2 atau lebih orang. Atau berarti juga perusahaan / organisasi, atau perkumpulan orang-orang yang memiliki marga dan asal daerah yang sama.
Pulau Kongsi merupakan area konservasi, dan bersama-sama dengan pulau Burung yang menjadi tetangganya merupakan area konservasi burung (khususnya Elang Bondol/ Brahminy kite, dengan nama latin Haliastur indus).
Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) telah menguasai area ini sejak tahun 2006 dan dilegalkan dengan kepemilikan sertipikat tanah pada tahun 2012.
Di masa lalu, fasilitas yang dikelola BRPL di pulau Kongsi ini menjadi sarana untuk stasiun penelitian dan mess untuk para peneliti yang melaksanakan penelitian lapang di teluk Jakarta.
Sehubungan dengan terbitnya
- Peraturan Presiden nomor 78 tahun 2021 tentang BRIN yang mengamanatkan seluruh tugas fungsi litbangjirap beralih ke BRIN, dan
- Peraturan Presiden nomor 38 tahun 2023 tentang KKP yang mengamanatkan transformasi BRSDM KP menjadi BPPSDM KP,
maka pengelolaan pulau Kongsi di masa depan seluruhnya akan ber-orientasi dan ditujukan untuk kegiatan pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan.
Dengan kelengkapan fasilitas meliputi:
- ruang kelas untuk pendidikan/pelatihan berkapasitas 25 orang
- tempat tinggal/guest house berkapasitas 20 tempat tidur
- kitchenette/pantry
- area camping / camping ground
- area penanaman mangrove / mangrove planting area
Di masa mendatang, dengan doa restu dari bapak-ibu pimpinan dan seluruh pemangku kepentingan yang ada; BRPL mencoba menjemput asa, impian dan masa depan dengan menjadikan pulau Kongsi sebagai area konservasi dalam arti sebenarnya, dan dilengkapi dengan sarana dan fasilitas untuk pembelajaran (pelatihan dan pendidikan) : pembibitan mangrove, pembibitan cemara laut, transplantasi terumbu karang, budidaya rumput laut, dan showcase ikan budidaya. Pelatihan yang dimungkinkan mencakup area konservasi, ekowisata bahari, ekologi, selam/snorkling, budidaya laut, dan juga capacity building (outbond).
Hal ini juga sangat dimungkinkan dengan dukungan kegiatan Smart Fisheries Village yang dimandatkan pimpinan BPPSDM KP kepada BRPL pada tahun 2024 ini. Tentu saja dukungan dari seluruh pihak tetap terbuka dan sangat diharapkan, misalnya dalam bentuk crosscutting kegiatan.
Bagaimana menuju Kongsi?
Dari area Jakarta ada 2 (dua) titik pemberangkatan menuju Kongsi, yaitu:
- dermaga Marina Ancol dengan menggunakan speedboat menuju pulau Pari
- dermaga Kaliadem Muara Angke dengan menggunakan kapal ferry menuju pulau Pari
Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu kecil dari pulau Pari menuju pulau Kongsi.
BRPL memiliki 3 staf lokal penduduk pulau Pari yang stand by untuk penyeberangan antar pulau kecil ini.
Jadi, apakah ada yang berminat ke pulau Kongsi?
Post a Comment