Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) merupakan pulau-pulau kecil dengan luas ≤ 2.000 km2 dan memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum nasional dan internasional. PPKT memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional. Selain memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi, PPKT juga mempunyai peran serta strategis dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kawasan ini disatu sisi menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang, padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi, namun di sisi lain sangat penting untuk kepentingan pertahanan dan keamanan karena berada didepan NKRI.
PPKT juga merupakan Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, termasuk juga pada wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia serta pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi.
Untuk mengembangkan atau melestarikan ekosistem pada daerah PPKT, Forum Pendidikan Tinggi Sorong Raya (DIKTISORAYA) yang dipimpin oleh Politeknik KP Sorong terpanggil melakukan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi di Kepulauan Asia, Ayau, dan Mapia. Kepulauan tersebut merupakan Kepulauan yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Raja Ampat. Kepulauan Ayau merupakan salah satu kepulauan terluar yang berada di wilayah timur Indonesia, terletak di ujung utara Raja Ampat dengan luasan 99.339 hektar, yang merupakan salah satu gugusan kepulauan terdepan di Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan antara lain melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan masyarakat, tenaga kependidikan, dosen, dan perangkat desa setempat. Adapun peran dari masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan sumber daya PPKT harus berdasarkan hukum adat yang tidak bertentangan dengan hukum nasional, menjaga, memelihara, dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta kelestarian fungsi lingkungan di PPKT.
Selama tahun 2021 terdapat dua kali ekspedisi ke Kepulauan Ayau dan Asia yang di integerasikan dengan praktik laut Taruna Politeknik KP Sorong. Ekspedisi pertama dilaksanakan, 1-3 Juli 2021, ditujukan untuk menggali informasi terkait dengan potensi dan tantangan di kepulauan tersebut. Hasilnya diperoleh berbagai informasi yang melahirkan 10 jenis topik penelitian, dan 14 jenis topik pengabdian masyarakat.
Ekspedisi kedua dilaksanakan, 10-16 Oktober 2021. Ada empat pulau utama yang menjadi sasaran penelitian dan pengabdian masyarakat yaitu Abidon, Meosbekwan, Rutum, dan Reni.
Hari Pertama ekspedisi kedua diawali perjalanan dari Kota Sorong menuju Kota Manokwari dengan menggunakan KM. Airaha 02, yang dinahkodai oleh Kapten Kapal Anjas S. Kombe beserta kru kapal dan Taruna. Perjalanan ekspedisi ini dimulai pada pukul 08.30 WIT dengan bertolaknya kapal dari pelabuhan perikanan Sorong menuju Pelabuhan Manokwari. Setibanya tim ekspedisi di Manokwari, tim melakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Universitas Papua (UNIPA), universitas terkemuka di Papua Barat. Setelah itu perjalanan selanjutnya menuju Pulau Mapia, Pulau Asia dan Pulau Ayau untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kedatangan KM. Airaha 02 membawa rombongan DIKTISORAYA, yang beranggotakan 10 Perguruan Tinggi di wilayah Sorong Raya antara lain Politeknik KP Sorong; Politeknik Pelayaran Sorong; Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong; Politeknik Katolik Saint Paul; Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPPBJ UT) Sorong; Universitas Muhammadiyah Sorong; Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Sorong; Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong; Universitas Kristen Papua; dan Universitas Victory Sorong.
Kepulauan Ayau memilili dua distrik, yakni Distrik Kepulauan Ayau yang di dalamnya tergabung empat pulau berpenghuni (Pulau Reni, Pulau Rutum, Pulau Abidon, dan Pulau Meosbekwan), dan Distrik Ayau dengan gugusan pulau besarnya Pulau Dorehkar. Pusat Distrik Kepulauan Ayau berada di Pulau Abidon, pulau dengan karakteristik batu karang dan memiliki kontur perbukitan. Pulau ini pun sebenarnya merupakan hasil pemekaran wilayah dan sejak 2010 warga dari beberapa pulau berpindah ke Abidon.
Data dan informasi spasial tentang masyarakat, ekosistem pesisir, serta sumberdaya kelautan dan perikanan lainnya menjadi perhatian khusus dalam perencanaan terhadap pengidentifikasian potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di pulau-pulau kecil terluar khususnya di kawasan Kepulauan Ayau, Asia, dan Mapia.
“Kami memberikan apresiasi kepada Politeknik KP Sorong yang sudah melakukan banyak kemitraan dengan Perguruan Tinggi di Wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya. Berdasarkan capaian program pulau terluar di Kepualauan Ayau tahun 2021, saya mendapatkan data bahwa 10 perguruan tinggi pada Forum Diktisoraya telah menghasilkan 20 publikasi yang ditulis secara bersama dengan 90 author. Di samping dengan civitas akademika, kemitraan agar terus dilakukan dengan penyuluh perikanan, maupun masyarakat untuk dapat bersama-sama mensukseskan program terobosan dimaksud demi peningkatan kesejahteraan masayarakat kelautan dan perikanan,” ujar Kepala Badan Riset SDM Kelautan dan Perikanan KKP I Nyoman Radiarta.
Sementara itu, Wakil Direktur I Politeknik KP Sorong Kadarusman mengatakan, “Beberapa topik penelitian sudah berhasil dilaksanakan dengan baik di Kepulauan Ayau dan Asia, meliputi pendidikan sistem dan metode pembelajaran, perikanan skala kecil, kearifan lokal, sosial dan ekonomi masyarakat pesisir, perempuan dan perikanan, onshore facilities, serta keamanan pangan. Sedangkan program Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan meliputi maintenance perahu fiber glass, penanganan dan pemasaran ikan, serta keselamatan pelayaran. Sinergi kemitraan antara masyarakat, pemerintah, serta lembaga perguruan tinggi menjadi kunci suksesnya kegiatan ekspedisi pulau terluar, Kepulauan Ayau dan Asia. Sinergi kemitraan perguruan tinggi di Sorong Raya diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia.”
Upaya ini mendapat apresiasi dan penghargaan tinggi dari Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati dan Wakil Bupati Raja Ampat Orideko I. Burdam. “Pemerintah Daerah dan masyarakat menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim peneliti dan pengabdian masyarakat, baik yang turun langsung ke lapangan maupun tim pendukung,” ungkap Abdul Faris.(MNA)
HUMAS BPPSDM
Post a Comment