Wakatobi AIS

 


Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi, salah satu UPT dibawah BRSDMKP, mengoperasikan Stasiun Radar Pantai sejak tahun 2012. Radar tersebut hingga sekarang dipakai untuk memantau lalu lintas kapal melalui 3 teknologi utama yakni Radar X-Band yang digunakan untuk mendeteksi lokasi, arah gerak dan kecepatan kapal, AIS BAse Station yang digunakan untuk mengidentifikasi objek radar memanfaatkan transponder AIS pada kapal, dan Long Range Camera yang digunakan untuk mengedentifikasi dan memvalidasi data sensor lainnya dengan menampakannya secara visual. kemudian data sistem stasiun radar tersebut dimanfaatkan oleh PSDKP dan otoritas setempat seperti Balai Taman Nasional (Kemenhut -LH), TNI AL dan bakamla serta Polairud; serta melakukan pemantauan seluruh kapal yang berlayar di dalam kawasan Konservasi Taman Nasional wakatobi, dalam dua tahun terakhir, LPTK BRDSM KP juga telah mengambil bagian dalam mitigasi kecelakaan laut. melalui pendektan teknologi, diharapkan kehadiran negara akan nyata dirasakan melalui peningkatan standar keselamatan para pelaku perikanan serta mendukung keterpantauan nelayan tradisional untuk perikanan yang berkelanjutan.

Para Peneliti, Perekayasa LPTK wakatobi bekerjasama dengan PT. Solusi 247 mempelajari teknologi radar pantai kemudian merekayasa AIS transponder yang dikembangkan secara khusus untuk kepentingan nelayan tradisional. teknologi ini diberi nama Wakatobi AIS, akronim dari Wahana Keselamatan dan Pemantauan Obyek Berbasis Informasi AIS. Wakatobi AIS didesain khusus berdasarkan karakteristik nelayan kecil kita. AIS transponder ini berbentuk kotak dengan dimensi 14,5x13x20 cm dengan panjang antena sepanjang 100 cm. Setiap unitnya memiliki bobot 0,6 kg agar bisa diaplikasikan pada kapal/perahu nelayan yang berukuran kecil khususnya yang armada berbobot dibawah 1 Gross Ton. Alat ini didesain dapat bekerja secara portabel dengan baterai sebagai sumber tenaga yang bisa diisi ulang setiap 20 jam pemakaian. Untuk meningkatkan keselamatan nelayan, terdapat tiga tombol pada perangkat ini, yaitu Tobel power, penanda lokasi tertentu (custom tag), dan tombol darurat (distress).

Pengoperasian alat ini cukup mudah. fungsi dasar AIS yang dimiliki memungkinkan lokasi dan pergerakan nelayan terpantau detik ke detik pada stasiun penerima (VTS). dengan demikian, jika suatu saat mereka mengalami masalah di laut seperti mesin kapal mati, tenggelam , atau dirampok maka rekaman lokasi para pengguna akan mempermudah pencarian. Selain itu,nelayan juga bisa secara aktif memberikan kabar darurat ke seluruh perangkat penerima AIS lainnya. Dengan menekan tombol distress maka perangkat akan melakukan broadcast pesan AIS selama selang waktu tertentu untuk memastikan pesan teks tersebut dapat terkirim dengan sempurna. teks pesan darurat bisa berupa kode bahaya, identitas yang meliputi nama kapal, pelabuhan asal, dan nomer telepon yang bisa dihubungi dan atau informasi lain yang sebelumnya diprogram kedalam perangkat.

Wakatobi AIS juga dirancang untuk dapat terkoneksi ke sistem pemantauan lalu lintas kapal (Vessel Traffic System) yang biasa terdapat pada pelbahuna - pelabuhan dan otorita pelayaran. Namunalat ini juga dapat terbaca oleh perangkat AIS pada kapal non perikana sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kapal nelayan akibat kapal besar sekaligus meningkatkan jangkauan penggunaan alat kendati alat ini dioperasikan diluar dari jangkauan sistem darat seperti VTS. Dengan dikembangkan Wakatobi AIS diharapkan kecelakann laut yang sering terjadi di seluruh Indonesia seperti kapal hanyut, nelayan hilang atau kapal tenggelam yang kerap dialami oleh nelayan kecil pencari tuna dapat dihindari.

Post a Comment

0 Comments